Tuesday, August 16, 2016

Asal-Usul Warga Balyaga

Om Swastyastu,
Menurut isi Tulisan pada Babad Pasek Kayuselem, yang kami dapatkan dari Bapak Pasek Dari Gianyar dan Buku Babad Pasek Kayuselem yang disusun Oleh Bapak Putu Budiastra dan Bapak Wayan Warda dari denpasar, ada beberapa Warga masyarakat Bali yang tergolong Warga Balyaga dan  diberi sebutan /nama kelompok dan tugas ataupun keahlian warga seperti, Warga Pamesan, Warga Tewel, Warga Parabangkara (Sangging) dan sebagainya.
disebutkan pula bahwa, pada masing masing warga kelompok telah ditetapkan tatacara Upacara Yadnya dan perlengkapan Upakara khususnya upacara pengabenan, dan istilah-istilah Upacara pengabenan yang diberikan /ditetakan oleh Ida Bahtara Mpu Mahameru, atas Titah Ida Hyang Pramesti Ghuru.
Tulisan ini kami angkat dan kami komputerisasi, serta kami Pulikasikan via internet, adalah untuk dapat memberikan informasi sekilas yang mungkin masih ada warga Masyarakat  memerlukan terkait dengan Kawitannya ( leluhurnya). Sebab sesuai dengan apa yang kami baca dan kami pahami, ada hal-hal sebagai Isyarat yang mesti diikuti, ditaati, dan dilaksanakan oleh masing – masing kelompok warga terkait, guna medapatkan kehidupan yang tentram, damai dan sejahtra, larena jika tidak melaksanakan apa yang telah ditetapkan /diisyaratkan ( Bisama_bisama) Ida Bhatara Kawitan masing-masing akan berakibat tidak tercapainya tujuan-tujuan didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ( Terkutuk/dikutuk) oleh leluhurnya masing-masing.
Warga Pamesan dan sekelompoknya :
Diceriterakan pada waktu Bhatara Brahma dan Bhatara Wisnu di perintahkan oleh Bhatara Pramesti Guru menciptakan manusia di P Bali dengan harapan agar dapat diikuti sesananya dimasa mendatang. Bhatara berdua yaitu Brahma, Wisnu tidak menolak diperintahkan, beliau menghormat, mohon diri kehadapan Bhatara yang disambut do’a Pujian serta hujan bunga.  Bhatara berduapun berangkat meninggalkannya. Oleh karena cepat jalannya beliau segera tiba di Tampurhyang beliau beryoga, dengan tekun dihadapan dupa perasapan. Dari penyatuan pikiran Beliau ( sidyajnana) keluar lima orang laki-laki amat sempurna. yang pada waktu merninggalnya dianugrahkan gagaduhan sebagai berikut :
  1. Penjelmaan yang tertua, pada waktu meninggalnya diperkenankan mebale bambu tidak diperkenankan mempergunakan kayu, Papiriingannya pupug, tidak  diperkenankan beralaskan api (baha), manah Toya(mencari air Suci), medamar kurung, sebab mereka disebut Wong Pamesan.  Penjelmaan yang kedua ( Pamade) pada waktu meninggalnya diperkenankan mempergunakan (Bade) kayu, matumpang salu, menek saput, mangle tetapi tidak diperkenankan beralaskan api (baha), lebih-lebih memanah Toya sebab mereka disebut Wong juru Ebat, anyanyagal ( tukang Potong), Manusa Juru Tegel (pikul) penjelmaan ketiga pada waktu meninggalnya diperkenankan mabya tanem ( menguburkan), tidak diperkenankan membakar serta memanah Toya, medamar kurung, sebab mereka disebut Wong Tani dusun.  
20a.     Selanjutnya yang keempat diperkenankan kipula wisuda (naik tingakt), memepergunakan Wadah( Bade) Warna, Mangle, kapas, memanah Toya. Beralaskan api(baha), sebab disebut pamekel singgih. Kemudian yang paling kecil diperkenankan menjadi satrya yang pada waktu meninggalnya diperkenankan meperpgunakan wadah (Bade)  , lembu, beralaskan api (baha), memale salunglung, memanah Toya, damar kurung  serta seluruh tata upacra kesatrya, Demikian konon ceriteranya. Mereka pun menurunkan keturunan anak beranak bercucu, berbuyut, mancngah, mawareng serta mahijengan. Diceriterakan Bhatara Brahma  membuat berjenis perlengkapan alat kerperluan manusia. Bhatara Ciwa membuat bale papayon dengan maksud agar dapat ditiru mansuia,       
  1. dahulu pada waktu Beliau pergi ke gunung diringi oleh kelima orang manusia ciptaanya,ketika beliau berkehendak mencari bahan-bahan, tiba-tiba di tengah hutan dijumpainya Twed nangka, Bhatara kasihan melihat twed nangka itu lalu berhenti, diperbaikinya dan dibentuk manjadi manusia lengkap sebagai tata caranya. Twed Nangka itu kelihatan amat bagus dan sudah berwujud seperti werapsara. Selanjutnya setelah Togog Twed Nangka tersebut selesai, kembali Bhatara ke Sunyataya. Demikian seriteranya.  Kemudian Bhatara Ciwa kembali bersemadi untuk menciptakan Manusia.dari tangan kana kirinya keluar manusia cakap sejumlah 199 orang yang disinari Bhatara Smara. Mereka dikawinkan semuanya. Namun diantara mereka itu masih tersisa seorang, tidak mempunyai suami, tidak mau dimadu, lalu pergi dari tempat itu,. Oleh karena tertekan perasaannya kecewa ia mengembara dan tidak henti-hentinya menagis sambil berkata(anulame) menyesali nasibnya.  
21a.     Ketika sampai ditengah hutan dijumpainya Tuwed Nangka yang telah berwujud sebagai manusia, amatlah senang hatinya perempuan itu melihat kebagusan Togog nangka  yang tak ubahnya seperti apsara gana kelihatannya. Kerlingan matnya manis, benar-benar meanrik hatinya. Itulah sebabnya ia berkata dan bersumpah, wahai engkau togog yang berwujud sanghyang Mona, sungguh amat menarik hatiku dan telah menimbulkan cinta bhaktiku. Yah andaikata engkau menjelma menjadi manusia,  aku bersedia menghamba  padamu, akan aku jadikan suamisampai akhir hayatku, suka duka bersama-sama tidur, menikmati hidup bersuami istri, aku senantiasa melayanimu. Demikian katanya sambil dielus-elus togog Nangka itu. Serasa olehnya bahwa ia sudah bercumbu kasih dengannya dan tiba – tiba  saja keluarlah spermanya pada waktu itu sebab sudah merupakan takdir Tuhan yang Maha Kuasa.
  1. maka hamil namun ia tetap berkata dan berharap agar dikasihani hyang. Akhirnya datanglah Bhatara Brahma disertai Bhatara Smara, lalu Bhatar bersabda, hai kamu perempuan Baliaga dusun, bagaimana kehendak mu sekarang, hendak bersuami dengan togog, ?. menjawab perempuan dusu itu sambil menyembah,. Ya… Paduka Bhatara, hamba bersumpah, dihadapan paduka Bhatara sebab besar cinta hamba kepada togog ini. Seandainya paduka Bhatara berkenan, menyucikan togog ini menjelma menjadi Manusia hamba bersedia menjasi istrinya, menuruti kemana perginya sampai kelak. Bhatara mengabulkan sambil menjawab, hai kamu manusia andaikan demikian aku tidak akan melalaikanmu.  
22a.     Segera Bhatara beryoga, tidak lama kemudian benar-benar togog itu menjelma menjadi Manusiatampan. Tidak terkatakan betapa senang hati perempuan itu seolah-olah tidak didunia rasanya Segera diayunnya, dipangku dengan penuh nafsu gegritinan) dielus-elus sehingga hampir saja keluar spermanya sebab terasa seolah-olah telah dicekam luapan madu manis, lalu mencumbu dan merayunya. Tercengang Bhatara melihat tingkah laku perempuan itu lalu bersabda hao kamu manusia, amatlah tidak senonohmu sekarang terimalah kutukanku atas dosamu yang tidak tahu sopan santun, tergesa-gesa, gegritinan mengelus-elus dihadapanku,tidak tahu malu dan tidaak mengenal takut, semoga engkau selalu ribut dengan  keluarha, tidak serasi dalam bersuami istri, karena  engkau bersuami dengan Twed.
Selanjutnya apabila tiba saatnya lahir kandunganmu itu, semoga engkau melahirkan gumatap-gumitip(setan dan sejenisnya) sejumlah 275 dan menjadi musuh manusia di dunia. Selajutnya apabila engkau kembali melahirkan anak dengan Ki tawulan (togog) semoga engkau seterusnya bernama ki manggatewel seba berasal dari Twed Nangka . dimanapun keturnanmu berada agar tetap disebut ki Tewel . itulah sebabnya ada keturunan yang disebut ki Tewel

Share this

0 Comment to "Asal-Usul Warga Balyaga"